Enak ya jadi mereka


Tiap habis ketemu temen lama dan mendengarkan kesibukan mereka, gue suka mikir “enak juga ya jadi mereka.”

Kayak beberapa waktu yang lalu gue ketemu Mas’ul, temen SMA. Selepas lulus, dia sekarang jadi staff IT di sebuah universitas negeri ternama di Semarang. Sebelum lulus udah masuk tim sih. Secara garis komando, tim dia langsung di bawah rektor. Jadi semua sistem IT di universitas itu mulai dari data mahasiswa dan dosen, KRS, jadwal, fingerprint, dan sejenisnya adalah tanggung jawab tim dia. Itu kalau lagi ada kerja.
Penuturannya lebih sering youtube-an. Sampai-sampai dia masih sempet nekunin hobi, balap drone, udah jadi hokage drone di Semarang lagi. Anjay~

Pas gue ketemu, dia cerita habis ditugasin ke Ungaran buat ngurusin SBMPTN. Besoknya dia DLK (dinas luar kota) di Jakarta selama beberapa hari. Pas DLK ke Jakarta, dia naiknya Garuda, kalau delay ditawari makan minum. Untung gak ditawari jadi agen Milagros.

Tiket dibayari kantor, bahkan dia dibayar. The best part of his story is pramugarinya adem banget kalau nawari sesuatu. Dengan segala kenikmatan HQQ, pantes terakhir ketemu janggutnya menggembung dan perutnya agak offside

“Yo makane aku ngene, menikmati.” Kata Mas’ul sambil menepuk perutnya
Anjir enak banget jadi dia



Ada temen gue yang lain, sebut saja Udin. Dia dulu temen satu kos. Semester 9, dia memutuskan untuk boyong ke tanah kelahirannya. Sebuah daerah di Jawa Tengah yang terkenal dengan ukirannya. Dia mengelola toko hape milik kakaknnya. Sekarang malah secara teknis toko hape itu punya dia.

Dia bukan lagi sebatas ngelola sebuah ruko yang disulap jadi gerai toko hape, tapi dia owner-nya. Berbagai strategi marketing dia lakukan. Gue Cuma manggut-manggut sok ngerti aja pas dia cerita.

Terakhir ketemu beberapa bulan yang lalu, dia mampir ke kos terus mengajak gue ke servis center sebuah brand hape,”punya pelanggan.” Begitu katanya. Pelanggan itu harus diperhatikan biar gak pada pergi. Nah kalau dianya kamu pergi itu artinya huhuhuhu

Gue diboncengin pake motor barunya, matic dengan merek anjingnya Shaggy. Baru, berwarna item. Plat nomornya juga belum keluar. Yang bikin aku mengganga adalah bisa ngecas hape di dasbor sebelah kunci. Oke ini gue yang norak. 

Yang bikin gue salut, itu motor dia sendiri yang beli. Pake uang hasil jualan. Gila gak? Disaat gue lagi pontang-panting cari buku di perpus, dia udah mengelilingi kota dengan skuter baru. Sambil mengibaskan poni menyebarkan aura pada para wanita.
Enak banget anjir


Nama terakhir –jangan banyak-banyak lah– adalah Teguh. Temen tetangga kos yang sering banget anjir main ke kos. Setelah melepaskan status mahasiswanya, dia jadi guru di sebuah sekolah swasta di Semarang. Gue tanya sambil mengaduk kopi pake bungkusnya, “piye rasane dadi guru? mangkat isuk muleh sore tapi entuke yo ngono kuwi lah.”
(gimana rasanya jadi guru, berangkat pagi pulang sore tapi dapatnya ya gitu deh)

Sudah menjadi rahasia umum kan gaji guru sangat jauh panggang dari api. Tapi Teguh membuat gue tertegun. Dia udah sadar akan hal itu.

“ya emang dikit. Tapi enak, ada kegiatan rutin. Toh aku yo nyaman ketemu anak-anak, bawaannya bikin adem. Capek ilang nek ketemu anak-anak.” katanya bikin adem. Gue mah gleloran di keramik masjid aja sudah adem.


Ditanya soal terjebak rutinitas, dia jawab “enak ngerti, Tom. Nyaman.”

Lah enak bener jadi dia, kerja kan idealnya mencari nyaman. Dan Teguh sudah dapat apa artinya kenyamanan, kesempurnaan, cintaaaaaaa~ teh kotaaaakk….

Btw Mas’ul, Udin, dan Teguh kuliah ambil jurusan keguruan. Sama kayak gue. Tapi hanya Teguh yang jadi guru. Kalau Mas’ul bilang dia udah nyaman dengan apa yang ia tekuni sekarang. Dia udah nyaman utak utik IT yang menurut gue sangat memusingkan. Dia nyaman dengan bahasa Java, gue dengan bahasa Jav a
Sedangkan Udin, katanya tetep ada niatan jadi guru. Orang tuanya pun kayanya ingin dia ngajar. Padahal enakan punya toko hape yak. Kipas-kipas duit terus. Geber-geber skuter baru.

Melihat -seenggaknya-  tiga temen gue dengan apa yang mereka tekuni, asik juga ya punya kehidupan kaya mereka. nyaman dengan dunia mereka sendiri. dan menghasilkan dari situ.
Sedangkan gue sendiri? menjelang lulus gini masih bingung mau jadi apa? Kerja apa? Menekuni bidang apa? Jangan sampai gue bosen dalam menekuni apa yang akan menjadi profesi gue. Jangan sampai gue kegirangan ketika ada hari libur, karena itu pertanda gue gak mencintai profesi gue. Katanya gitu sih.

Apa yah sesuatu yang menjadikan gue eksaitid. Ketika gue bangun tidur, “asik nih hari ini gue mau ngelakuin ini, ngelakuin itu.” Sesuatu yang akan gue tekuni dalam karir gue dalam lebih dari separuh umur gue (kalau jatah umur gue panjang sih. Panjangin ya Ya Allah). Tapi apa yha? Sampai sekarang gue beum nemu. Sedangkan umur terus nambah.

Kata seorang motivator yang tidak gue sebutin namanya, kalau lo gak tau apa yang mau kamu capai dalam hidup, apa bedanya sama hewan yang hidup cuma makan tidur terus nunggu mati.

Dari situ gue menyadari satu hal yang selama ini tidak gue sadari. Waw ternyata aku ini hewan. Hewan yang suka berburu jokes receh. Kadang-kadang masih ngeblog juga.

Duhai motivator dimanapun kau berada, maqasi, pencarian jati diriku usai.

Sad :(
Semarang, Oktober 2017


sumber gambar: sinisini, sini, dan sini
Enak ya jadi mereka Reviewed by Tomi Azami on 15:46 Rating: 5

7 comments:

  1. Ya, nggak jauh beda sama apa yang sering saya rasakan kalau udah ketemu temen-temen lama. Kayaknya kok mereka udah (ny)aman finansial betul. Saya masih keteteran. XD

    Tapi masalahnya, jalan tiap orang kan beda-beda, Tom. Temenmu udah bisa menemukan apa yang dia cari dalam hidupnya saat ini, lalu kamu merasa belum. Ya, udah. Mau gimana lagi emang? Pengin kayak mereka juga? Renungilah apa yang sebetulnya lu pengin itu~

    Ini tulisan lu pun termasuk kontemplasi, kan. Setelah bikin tulisan ini, diri sendiri tentunya sadar untuk perbaiki apa yang bikin merasa "kok masih gini-gini aja". Biar ke depannya, temenmu deh yang gantian bilang, "Wah, enak ya jadi Tomi." Hehehe.

    ReplyDelete
  2. haha ini tulisan bagus dan menamparku. di saat temen-temen udah pada sukses, aku masih gini-gini aja nyekrolin twitter.

    ReplyDelete
  3. Saya juga suka kaya gitu sih, ngeliat temen kok udah pada hebat-hebat, ketika mereka udah setengah jalan menuju impian mereka, kok saya masih gini-gini aja.

    Entah bagaimana cara berdamai dengan diri sendiri.

    ReplyDelete
  4. Emang rumput tetangga selalu lebih hijau ya, Tom. Ngeliat temen sendiri yang hidupnya begitu nge-fly bikin takjub. Terbersit rasa 'lah kok aku malah ngene2 wae' .. tapi ya gimana lagi Tom, apa yang ada sekarang dijalanin aja. Soalnya kita nggak bisa ngejalanin kehidupannya orang lain~

    ReplyDelete
  5. Percaya saja kalau jalan hidup seseorang itu masing-masing sudah diporsikan oleh Yang DiAtas, berbeda-beda.
    Semangaaat, teman ... jalani hidup dengan pikiran hal2 yang menyenangkan.

    ReplyDelete
  6. Iya juga iya, kita kalau ketemu temen lama, pasti jadi terharu, ada yang sukses dengan hobinya, ada yang sukses dengan pemdidikan, ada yang tetap konsisten apa yang dia buat.

    Iyah masalah kesuksesan sih, memang sudah takdir dan rezeki masing-masing.

    ReplyDelete
  7. Mau nonton film drama semi dengan pemeran wanita jepang yang menggoda silahkan kunjungi website kami di dramasemi.com

    ReplyDelete

mau main balik gimana wong alamatmu gak ada

All Rights Reserved by Tomi Azami © 2014 - 2015
Powered By Blogger, Designed by MasalahTechno

Contact Form

Name

Email *

Message *

Tomi Azami. Powered by Blogger.