Melihat Mereka

Malam ini saya agak mellow
Gara-garanya melihat sekelompok siswa sedang berkegiatan selepas jam sekolah. Remeh sekali kan yha. Serius, itu sangat membuat saya mellow. Tiap lihat itu, suka mbayangin kalau dulu, beberapa tahun yang lalu, aku berada di posisi mereka. Saya membayangkan bisa di tengah-tengah kerumunan itu, sibuk bareng, tertawa bareng dengan isi kepala yang sama dan satu pandang yang sama.

Memang saat ini, setidaknya sore ini pun saya bisa tertawa bersama mereka, tetapi rasanya berbeda. Isi kepala pun berbeda, saya tertawa bersama mereka karena saya menyesuaikan cara pandang sesuai umur mereka. tidak murni sama. Bahasa yang agak meninggikan dan membuat saya sombong ya… saya menyesuaikan cara berpikir mereka.
wqwq narsis bangat bgsd.

Mengeluarkan jokes yang relate dengan mereka. Ngobrolin hal-hal yang mereka suka, dan tentu, mereka belum tercemar mikir tentang tugas akhir, bimbingan, biaya pernikahan, kapan nyusul, dan tekanan dari dalam diri karena melihat teman seumuran yang sudah sukses.

Terlibat dalam sebuah acara sekolah menyadarkan saya satu hal. 'Hei kemana aja kamu selama ini, anjuy?' baru sadar hidupku pas zaman sekolah sangat tidak asik, sangat serius, dan lurus-lurus aja.
Karena satu dan lain hal, pas saya SMP-SMA saya tidak bisa ikut kegiatan yang cukup menyibukkan. Kegiatan yang kalau orang dewasa melihat juga capek sendiri, padahal yang ngejalanin enjoy aja. 

Kegiatan yang dimulai sejak selesai jam sekolah sampai menginap di sekolahan, yang tertawa bersama, bertengkar karena ribut soal persiapan, yang kadang-kadang senyum sendiri karena bisa kegiatan bareng gebetan. Ahh anjir merinding dewe akutu. LEMAH!!11!!
Pokoknya kegiatan di luar jam pelajaran lah, saya tidak mengalami itu
(ya semoga kelak saya bisa menceritakan alasannya)

Sumber Pic: CNN

Dan sekarang, diposisi saya yang hampir satu dasawarsa melepas seragam putih abu-abu, terlibat dalam acara sekolah tiba-tiba sangat membahagiakan. Meskipun tidak ada kawan buat menggila bersama. Ngobrolin adik kelas yang ehem ehem. Ghibahin kakak kelas yang bikin darah tinggi. Meskipun porsinya beda. Ibaratnya saya disitu cukup nongol aja. Tapi menyimak obrolan, canda, dan kadang-kadang perdebatan mereka, terlihat sangat menggembirakan. Membahagiakan tepatnya.

Saya sering terbawa suasana jika sudah bergabung dengan mereka. Suka ada suara dari otak, “ahhh coba kalau dulu saya dapat keistimewaan bisa seperti mereka.”
Makanya tidak sedikit yang bilang, “pak Tomi ta lucu.”
“pak Tomi mah asik,”
“besok ke sini lagi ya, pak.”
Dan beragam tanggapan dari beberapa remaja berseragam cokelat yang bikin saya kaya tendangannya Alex Iwobi, melambung di udara.

Bukan, bosqu, kau keliru. Kalian hanya sedang berinteraksi dengan saya yang berumur 16 tahun. Kalian sedang ngobrol sama Tomi yang sedang menyalurkan apa yang dulu tidak bisa ia dapatkan. Jadi kesannya saya adalah bagian dari kalian. Dan memang, ketika berada di tengah-tengah mereka, tanpa saya sadar saya adalah mereka, tanpa ada sekat antara guru dan siswa.
Ini jeleknya saya sih. Beruntung sekelompok remaja itu punya tata karma. Tau unggah-ungguh.

Di tempat kerja saya yang dulu, tidak sedikit yang sampai kebablasan menganggap saya sebagai teman sebaya mereka. Sampai berani tiba-tiba menyentuh dengkul bagian belakang saya pakai dengkul bagian luar dia. Kan saya jadi kehilangan keseimbangan.
hhhhh DIMASS!! di mana kamu sekarang. Tak santet koe seko kene!!!1111!!

Saya bahagia bisa masuk dalam lingkaran ini, jajaran Pembina dalam sebuah ekstrakulikuler. Apalagi eksul ini sedang ada hajat menyambut anniversary tiap pada 14 Agustus. Meskipun harus pulang ketika matahari sudah dadah-dadah, tidak terasa letih sama sekali.

Sore itu, ketika siswa sedang mendengar pembinaan dari Pembina yang lebih senior. Saya duduk, melihat deretan remaja yang berbaris tiga banjar. Mengamati wajah mereka berdebu. Pantes orang dewasa pada bilang kasihan sama anak sekolah yang pulang pas magrib. Wajah mereka memang lelah. Namun sorot mata berkata lain. Ada kobaran api di mata mereka. Anjir kaya anime aja. Ya mungkin terlihat kusut karena belum pada mandi aja. Wong sesekali mereka masih bisa bercanda.
Kualihkan pandangan ke langit yang memendarkan jingga. Menghela nafas. Masih ada getir dalam dada. “andai saat sekolah saya seperti mereka.”

Sempat kaget ketika ada siswa mendekat, “pamit dulu, pak.” Weleh kau merusak lamunanku wae, cah. Mengajak bersalaman. Ternyata sudah berbaris rapi ke kebelakang. Bersalaman satu persatu. Mirip Idulfitri, bedanya gak ada salam tempel. Ketika tangan saya dicium, dan melihat punggung terakhir siswa yang berjalan di koridor sekolah menuju pintu keluar, saat itu saya kembali ke umur seperempat abad.
Umur dimana Nabi Muhammad menikahi Siti Khadijah dengan mahar hampir Rp. 2 milyar. Sedang aku, pesen kopi seharga 50 ribu aja secaturwulan sekali.
“aku juga ikut pamit, Tom, nanti kita ketemu lagi.” kata Tomi berusia 16 tahun
“oke, hati-hati di alam pikirku ya, besok kita ketemu lagi.”



Melihat Mereka Reviewed by Tomi Azami on 09:17 Rating: 5

4 comments:

  1. Kadang juga suka merasa gitu saya. Kenapa dulu zaman sekolah kayaknya jadi orang yang biasa-biasa aja. Nggak mencoba ini-itu seperti anak zaman sekarang yang sejak muda udah berkarya. Entah karena mediumnya belum sebaik sekarang, atau emang sayanya yang nggak membuka pintu untuk mencari kesempatan-kesempatan itu. Sekarang merasa telat sekali. Tapi mendinglah, daripada ngerasa terlambatnya ketika udah menikah. Itu entah bakal kayak gimana nyeselnya~

    Kalau udah kayak temen sebaya sebetulnya enak, ya. Seperti kebiasaan lu berusaha tanpa ada sekat. Selama masih tetap ada rasa menghormati. Jangan sampai wibawanya hilang. Wqwq.

    ReplyDelete
  2. Nyesel kan melewati masa mudanya gitu aja? Sama! Tapi semuanya bakal kayak gitu juga sih. Pastu semua orang ingin kembali ke masa-masa mudanya dan memperebaiki segala hal yang terjadi saat itu. Mirip-mirip film "Click" yang dibintangi Adam Sandler

    ReplyDelete
  3. Yukk mulai TRADING ONLINE bersama HASHTAG OPTION Ada BONUS untuk anda.
    BONUS 10%** T&C Applied untuk Depo pertama.
    Minimal Depo hanya 50.000,-
    Proses Deposit yang mudah via bank lokal dan withdrawal yang cepat.
    Hayooo Daftar sekarang juga, kunjungi website kami di https://tinyurl.com/ybbqpyst

    ReplyDelete
  4. kangen masa-masa sekolah :') dulu pas masi sekolah pengin cepet-cepet lulus terus kerja. tapi kok sekarang kayak pengin sekolah aja. Main sama teman.

    ReplyDelete

mau main balik gimana wong alamatmu gak ada

All Rights Reserved by Tomi Azami © 2014 - 2015
Powered By Blogger, Designed by MasalahTechno

Contact Form

Name

Email *

Message *

Tomi Azami. Powered by Blogger.